Arwah Setiawan, pelawak sekaligus pemilikir yang menghabiskan hidupnya untuk humor. Pada rentang 1970-an, ia banyak menuangkan pemikiran dan menulis tentang humor dan lawak.
Humor Itu Serius
Jika saat itu – bahkan hingga saat ini – orang-orang “tidak peduli” dengan humor, masih menganggap sebagai sesuatu ‘yang penting lucu’ dan menciptakan tawa. Berbeda dengan Arwah yang keukeuh (ngotot) menyatakan bahwa humor itu serius. Humor adalah seni tingkat tinggi.
Keseriuan Arwah mengenai ‘humor itu serius’ terbaca dari tulisannya yang dimuat Harian Kompas pada 09 Agustus 1977 berjudul ‘Humor Itu Serius’. Arwah menjabarkan tentang teori-teori humor. Ia membenahi lelucon dengan teori yang membuat orang lain alih-alih tertawa, sebaliknya malah membuat otak berpikir keras.
Itu bukti pertama yang Arwah sampaikan. Bukti lain, Arwah memulai dengan mengatakan bahwa humor tidak selesai ketika tawa pecah dan meledak. Lebih dari itu, humor dapat berperan sebagai kritik sosial dan kritik politik.
Humor bisa mengisi peran sebagai refleksi manusia memaknai sesuatu dan dapat berumur panjang sebagai mana seni itu sendiri.
Lembaga Humor Indonesia
Tidak hanya berceloteh tentang humor adalah hal serius, Pada periode 1970an, Arwah mendedikasikan dirinya dengan mendirikan sebuah lembaga untuk memantau perkembangan humor sebagai sebuah seni. Lembaga Humor Indonesia dibentuk untuk merespon fenomena baru saat itu, yaitu televisi.
Dalam buku Indonesia Tertawa: Srimulat Sebagai Sebuah Subkultur, Arwah memberikan perhatian terhadap sebuah pertunjukan humor yang mulai masuk ke dalam televisi, yang saat itu merupakan sebuah media baru (Anwari, 1999).
Fenomena Humor dalam Televisi
Jika sebelumnya pertunjukan humor bisa dilakukan dengan sangat spontan dalam pentas-pentas tradisional. Kehadiran televisi membuat para pelawak dan pegiat humor diharuskan menyiapkan naskah humor untuk kebutuhan pra produksi dan lain sebagainya.
Dari setiap persoalan yang ditinjau, kekhawatirannya hanya satu, apakah humor dalam televisi adalah humor tingkat tinggi, atau humor populer atau humor apa? Semua tindakan Arwah hanya menginginkan satu hal, yaitu sebuah kejelasan tentang humor.
Arwah Setiawan Serius Memaknai Humor
Humor adalah sesuatu yang patut ditertawakan, karena itu humor berfungsi. Namun, Arwah tidak ingin hanya sekedar itu. Tumbuh seakan seperti ‘polisi humor’, ia memperjuangan humor sebagai sebuah nilai.
Nilai yang memiliki makna reflektif, membuat manusia berpikir tentang dirinya. Menertawakan humor adalah menertawakan diri sendiri. Melarang tertawa adalah melarang kemanusiaan itu sendiri.
Kita harus berterima kasih kepada Arwah Setiawan yang memperjuangkan humor dengan sangat serius. Sebagaimana Sal Priadi yang begitu mendambakan ‘Amin Paling Serius’ dalam lagunya, begitu juga Arwah yang memperjuangan humor paling serius dalam kehidupan.
Demi arwah Arwah Setiawan, kita harus serius memaknai humor dengan tertawa dan senda gurau.
Discussion about this post