• ABOUT US
  • PRIVACY POLICY
  • TERM OF USE
  • DISCLAIMER
  • HUBUNGI KAMI
  • SITEMAP
Sabtu, 1 November 2025
Kelana Nusantara
No Result
View All Result
  • Login
  • KELANA
  • AKOMODASI
  • SOSOK
  • HIPOTESA
  • BUDAYA
  • KULINER
  • ACARA
Kelana Nusantara
  • KELANA
  • AKOMODASI
  • SOSOK
  • HIPOTESA
  • BUDAYA
  • KULINER
  • ACARA
  • Login
No Result
View All Result
Kelana Nusantara
No Result
View All Result
Kampung Pam, Masalah Listrik, dan Agas (Babak II, Bagian V)

Kampung Pam, Raja Ampat © Sufy Muthahar/Kelananusantara

Ancol Kembali Buka, 20 Juni 2020

Mudik Menelusuri Trah Keluarga

Kampung Pam, Masalah Listrik, dan Agas (Babak II, Bagian V)

Tiba di Kampung Pam, Distrik Waigeo Barat, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat

Deni Rajid by Deni Rajid
15 Juni, 2020
in Kelana, ZZ Slider Utama
68 1
0
Share on Facebook

Baca jugaArtikel :

Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!

Pesona Alam nan Magis Danau Kelimutu

Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah

Pahawang Culture Festival 2022, Kesadaran yang Lahir dari Nenek Moyang

Sebelumnya Baca: Welcome to Raja Ampat (Babak II, Bagian IV)

Kampung Pam sudah di depan mata. Terik matahari menyilaukan pandangan kami. Di kejauhan terlihat pulau seperti berpagarkan pepohonan kelapa.

Suara ombak bergesekan dengan pecahan karang, semua orkestrasi alam di pulau kecil ini begitu identik dan terus terekam di dalam ingatan.

Kami kemudian, menuruni perahu viber Paitua. Menapaki runcingnya pasir putih bercampur pecahan karang kecil-kecil.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki saya melihat anak-anak kecil sedang duduk-duduk di pondok.

Selayang pandang kemudian, kami langsung menuju rumah Bapa Saul Urbasa yang ditempati anaknya, Kak Gatrija Urbasa.

Tiba di Kampung Pam, kami meminta izin untuk tinggal

Suasana di Kampung Pam, via Dokumentasi Pribadi/Kelananusantara

Tanah berpasir, perkampungan dengan jarak rumah jarang-jarang teramat asing bagi saya. Rasa syukur dan perasaan tenang bertambah ketika kaka Gatrija, putri pertama bapa Saul Urbasa menyambut kami di rumahnya.

Gesit pergerakan kami saat itu, tidak memilih beristirahat, melainkan langsung minta diantar ke rumah kepala kampung oleh Pace Maikel Fakdawer, sesuai dengan pesan Bapa Saul Urbasa di hari sebelumnya. Berteman obrolan tersebut kami sampai di kantor kepala kampung.

Kami dipersilakan duduk, pace Maikel memberi pengantar kepada Kepala Kampung. Kemudian, Sufy memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan sambil memberi selembar lampiran surat dari kampus dan berkas lainnya.

“Perkenalkan bapak, nama saya Sufy, dari kampus Universitas Padjdaran, saat ini saya sedang menyusun tesis dengan tema “Kehidupan Masyarakat Pesisir Raja Ampat”.

Fokusnya mengenai sektor Ekonomi, Bapa.” Terang Sufy, kemudian berlanjut memperkenalkan saya dengan bapa Kepala Kampung.

“Ini Deni Rajid teman saya yang akan membantu penelitian selama di kampung Pam, Bapa, untuk itu saya memohon ijin untuk beberapa hari ke depan kami akan banyak berkeliling di sekitaran kampung.” jelas Sufy memberi tahu nama saya, sesuai dengan isi surat penelitian yang tertera.

“Iya Ade, Bapak dengan senang hati menerima kedatangan kalian, silahkan berkeliling kampung, nanti bapa memberi tahu masyarakat Toh,” ujar bapa Kepala Kampung.

“Cuman pesan dari bapak satu saja Ade, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saja,” lanjutnya menyisipi amanat, sekaligus mengakhiri percakapan.

“Terima kasih banyak Bapa sudah menerima, di sini kami tinggal di rumah Bapa Saul Urbasa, saya pamit dulu kesana bapak ya, mungkin besok sudah mulai berbaur dengan masyarakat,” tutup Sufy mengakhiri. Lalu kami bertiga kembali menuju tempat singgah.

Kampung ini mengembalikan ingatan ke tahun 90an

Suasana Intim di Kampung Pam © Sufy Muthahar/Kelananusantara

Hari pertama menginjakan kaki di Kampung Pam, Kepulauan Raja Ampat saya masih terhanyut keheningan serta perasaan yang membawa pada ruang dan waktu di tahun 90an.

Ramah tamah para tetangga saat saling bertukar cakap di beranda rumah kaka Gatrija mengingatkan pada masa kecil saya. Kemudian kami saling bertukar tanya seputar Jawa dan Papua.

Semburat senja muncul ketika kami berkeliling, hingga sampai di persimpangan jalan kami menjumpai aktivitas masak-memasak masyarakat. Tungku berada di halaman rumah dengan kayu bakar menyala selaras dengan latar jingga lautan yang mengintip di balik ranting pepohonan.

Saya mengobrol sejenak dengan masyarakat Kampung Pam, dan mendapat pengetahuan baru. Ternyata, selain berfungsi untuk memasak, asap tungku digunakan untuk mengurangi Agas.

Agas, masuk dalam suborder Nematocera, belakang saya ketahui langsung ketika memerhatikan kulit anak-anak kecil di sekitar kampung. Agas dapat membawa bakteri yang bila terkena gigitan akan membuat kulit sangat gatal dan memicu untuk digaruk. Luka hasil garukan inilah yang dapat menyebabkan bengkak merah hingga bernanah.

Pikir saya, Agas jadi ancaman yang tidak bisa diremehkan.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan menyusuri jalan setapak untuk sejenak menikmati semburat senja yang perlahan meredup di dermaga. Memutar balik suasana menuju kegelapan seisi kampung.

Setelah mulai gelap, kami pulang menapaki jalur setapak perkampungan. Beberapa meter dari dermaga depan, kami menyusuri blok pertama yang membentang lurus dengan halaman berpasir.

Sampai di blok kedua yang berada di tengah perkampungan. Kami menjumpai rumah beratapkan asbes saling berhadapan. Ketika gelap tiba Dong (Mereka) duduk-duduk di beranda rumah berdendang samar bunyi generator dari setiap ruang.

Merenungi kehidupan masyarakat Kampung Pam

Kami kemudian tiba di rumah Ka Gatrija, letaknya berada di blok terakhir berbatasan dengan lahan tidak berpenghuni penuh ditumbuhi pohon kelapa

Di rumah, kami membersihkan diri. Lokasi kamar mandi berada di luar, Rembulan menyinari perkampungan, beratapkan langit hitam bertabur bintang.

Momen langka ini tidak lantas saya abaikan, seusai membersihkan diri saya duduk di beranda dapur di antara rumah besar kaka Gatrija. Merenungi setiap jengkal kehidupan masyarakat Kampung Pam. Tidak lama Sufy datang dan kami terhanyut dalam obrolan.

Obrolan santai di malam sunyi teralihkan oleh ajakan Pace Maikel. “Ayo ikut tidak mas ada acara makan besar masyarakat kampung?”, terdengar nyaring suara Pace.

“Hayu mang urang kaditu” (ayo mang kita kesana) ajak Sufy. “Sigana urang didieu wae mang” (kayanya saya di sini saja mang).

Listrik jadi masalah klasik di kampung ini

Tidak lama berselang, Kaka Manoa datang menghampiri. Kaka Manoa ini adalah calon suami Kak Gatrija.

Ia kebetulan baru selesai membenahi Panel Surya sumber penerangan yang digunakan masyarakat kampung selain generator (genset).

Setelah santai kami duduk bersebelahan dan saya memulai obrolan, “Kaka kalau tiang listrik dan kabel PLN sudah dari kapan dipasangnya?”

“Ah itu baru-baru saja mas, 2018 kah kalau tidak salah”, timpalnya. Kaka Manoa juga memberi tahu sampai sekarang listrik belum beroprasi, sehingga masyarakat belum bisa menikmati.

Padahal fasilitas seperti tiang dan kabel-kabel sudah berdiri kokoh, tapi masih dibiarkan begitu saja.

Tidak heran hampir seluruh masyarakat kampung jika gelap tiba banyak menghabiskan waktu di beranda teras. Jika dirasa sudah mengantuk dan Agas sudah berkurang, baru Dong bisa tidur tenang di dalam rumah.

Tidak semua rumah memiliki generator untuk mengalirkan listrik. Beberapa yang beruntung harus menghabiskan 5 liter bensin untuk menerangi rumah selama semalam.

Beruntung, harga satu liter bensin Rp10.000 masih mampu dijangkau masyarakat. Itupun dapat dibayangkan, untuk tidur nyaman saja harus menyiapkan uang Rp50.000.

Beban listrik cukup mencekik bagi masyarakat, ditambah untuk keluarga yang memiliki balita di rumah. Kalau sampai kehabisan persediaan bensin, keberadaan Agas cukup mengganggu jam tidur.

Apalagi tidak semua keluarga mampu membeli generator dan bahan bakar untuk aliran listrik.

Saya mulai mempelajari setiap sudut kampung ini

21 April 2019, hari kedua di Kampung ini. Saat itu kami sedang di dapur menghangatkan badan di tungku, sedang Ka Gatrija, Pace Manoa, dan Dille (anak perempuan dari Williem) bersiap akan berangkat ke Biak, Papua Barat.

Mengenai hal ini sudah disampaikan oleh ka Gatrija kemarin, tidak lama setelah kami sampai.

“Kaka sa (saya) su (sudah) selesai menyimpan (beberes), sebentar sa jalan. Jadi Kaka, sa titip rumah ee, nanti kalau ada apa-apa bilang Pace Maikel saja, sa su bilang sama pace, anggap saja rumah sendiri ee”, pesan kak Gatrija Urbasa.

Di hari yang sama, Sufy juga harus berpisah dengan saya setelah mendapat kabar dadakan.

“Mang urang neangan datana di Piaynemo nya, mang didieu okay” (mang saya mencari datanya di Piaynemo ya, mang di sini okay), sambil mengemas peralatan bertahan hidup Sufy menyampaikan pesan itu.

“Siap mang, berkabar weh mang” (okay mang, saling kasih kabar saja ya mang).

“Okay mang, oh enya mang lamun arek cek-cek sinyal, ke amang teangan nepi ka manggih papan leutik. Eta cirina mah, ayana di tempat tertentu, tah didinya anu ayaan sinyal mah, engke cek-cek sms di urang nya mang” (okay mang, oh iya mang kalau mau cek-cek sinyal, nanti mang cari sampain nemu papan kecil, itu tandanya, adanya di tempat tertentu mang, nah di sana yang ada sinyalnya, nanti cek-cek sms dari saya ya mang), terang Sufy.

“okay mang”

“Mang ieu nasi ransum ku urang dibeukel nya, jeung nginjeum sarung mang” (Mang ini nasi ransumnya dibawa ya, sama pinjam sarung mang”), pesan terakhir sebelum pergi dan terlihat tergesa karena sudah dinanti oleh masyarakat Pam yang akan ke pulau Piaynemo.

“Okay mang bawa weh“ (okay mang bawa saja)

Tags: Bekal PetualanganmuKampung PamkelananusantaraRaja Ampat
Share233Tweet24Pin9SendShareSend
Previous Post

Ancol Kembali Buka, 20 Juni 2020

Next Post

Mudik Menelusuri Trah Keluarga

Deni Rajid

Deni Rajid

Saya bagian dari alumnus Seni musik tradisional, Sejarah, hingga menggauli backpacker writing story without money.

Related Posts

Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!
Acara

Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!

2 Maret, 2025
72
Kelana

Pesona Alam nan Magis Danau Kelimutu

24 Oktober, 2024
93
Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah
Sosok

Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah

13 Maret, 2024
220
Pahawang Culture Festival 2022, Kesadaran yang Lahir dari Nenek Moyang
Kelana

Pahawang Culture Festival 2022, Kesadaran yang Lahir dari Nenek Moyang

16 Oktober, 2023
145
Indahnya Honey Moon Penuh Petualangan di Santorini Beach Resort, Gili Trawangan
Akomodasi

Indahnya Honey Moon Penuh Petualangan di Santorini Beach Resort, Gili Trawangan

3 Februari, 2022
322
Oriental Eksotik, Rub of Rub Mengajak Pendengar Menengok Masa Lalu
Budaya

Oriental Eksotik, Rub of Rub Mengajak Pendengar Menengok Masa Lalu

1 Februari, 2022
918

Discussion about this post

Artikel Terpopuler

Mengapa Orang Sunda Malas?

Mengapa Orang Sunda Malas?

15 Mei, 2020
10.5k
Mahabhusana Wilwatiktapura, Pakaian Kerajaan Majapahit

Mahabhusana Wilwatiktapura, Pakaian Kerajaan Majapahit

26 Februari, 2020
14.9k
Klenteng Hwie Wie Kiong dan Klenteng See Hoo Kiong di Pecinan Semarang

Klenteng Hwie Wie Kiong dan Klenteng See Hoo Kiong di Pecinan Semarang

13 September, 2020
4.8k
Sanggama dan Pesantren: Penyatuan Nafsu dan Rahasia Ilahi (Bagian I)

Sanggama dan Pesantren: Penyatuan Nafsu dan Rahasia Ilahi (Bagian I)

14 September, 2020
2k
Kampung Pam, Masalah Listrik, dan Agas (Babak II, Bagian V)

Kampung Pam, Masalah Listrik, dan Agas (Babak II, Bagian V)

15 Juni, 2020
431
Lebakmuncang, Desa Wisata Ciwidey

Lebakmuncang, Desa Wisata Ciwidey

20 Februari, 2020
1.6k

Rekomendasi Kelana

7 Cara Promosikan Acara agar Ramai Peminat, Panduan untuk EO

7 Cara Promosikan Acara agar Ramai Peminat, Panduan untuk EO

2 Mei, 2025
124
Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!

Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!

2 Maret, 2025
72

Pesona Alam nan Magis Danau Kelimutu

24 Oktober, 2024
93
Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah

Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah

13 Maret, 2024
220
Pahawang Culture Festival 2022, Kesadaran yang Lahir dari Nenek Moyang

Pahawang Culture Festival 2022, Kesadaran yang Lahir dari Nenek Moyang

16 Oktober, 2023
145
Prahara Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan

Prahara Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan

21 September, 2023
104

Yuk Ikuti Kelana Nusantara!

  • Setiap jejak yang kita ingat  mengandung mineral-mineral lautan yang kita kecap    sumbawa  sumbawaisland  rumputlaut  kelananusantara
  • Saat ini kita buka program magang untuk siapa saja  sebab Kelana Nusantara kini hadir dengan wajah baru  Saat ini kita membutuhkan ide dan pemikiran kalian untuk dituangkan disini  khususnya di bidang media digital   Join with us   untuk form sudah tertera di bio  Selamat berpetualang
  • Penayangan perdana Demon Slayer  Entertainment District Arc menuai protes dari fans dengan Tengen Uzui salah satu protaganisnya disebut melakukan poligami   Demon Slayer  Entertainment District Arc memperkenalkan Tengen Uzui  seorang Hashira  mentor selanjutnya Tanjiro Kamado  mantan ninja yang memiliki 3 istri   Tengen Uzui hadir dengan segala pesona  mengakui dirinya pribadi yang selama hidupnya  Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Nusa Penida kerap menjadi destinasi untuk dikunjungi wisatawan yang memiki hobi diving   Sahabat Kelana yang penasaran dengan eksotika keindahan bawah laut Nusa Penida tentu harus menyiapkan budget khusus    Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Kehadiran moda transportasi darat  dalam hal ini kereta api trem uap di Demak tidak lepas dari meningkatnya arus perdagangan antara Eropa dan Hindia-Belanda   Terutama setelah pembukaan Terusan Suez pada 1869   Investasi asing kemudian  Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Sebenarnya uang yang dihabiskan dunia untuk persenjataan militer dan perang dalam satu minggu cukup untuk memberi  makanan  seluruh manusia di bumi dalam setahun   Fakta yang mencengangkan  memang  sementara perang terus dilangsungkan tanpa jelas ujungnya  di pelosok dunia  miliunan manusia meringkih bertahan hidup dalam kelaparan   Tapi  bisakah makanan menjadi penopang basis perubahan   Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Sahabat Kelana  perlu diketahui sebelum mengulas 5 rekomendasi villa bambu terbaik untuk Honeymoon asik di Bali   Pemerintah saat ini memberlakukan pembatasan perjalanan bagi wisatawan asing  sebagai reaksi munculnya varian Covid-19 B 1 1 529  Omicron   Hongkong dan beberapa negara Afrika      Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Anantha Wijayanto salah satu pegiat kaktus asal Bali berbagi tips bikin Green House kaktus rumahan dengan budget Rp500 ribu   Idealnya  setiap tanaman khususnya kaktus disarankan memiliki naungan  untuk menjaga stabilitas suhu dan kelembapan udara   Meski kaktus memiliki habitat asli di gurun  namun  ada pertimbangan tanaman ini umumnya  Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Mang Eden salah satu petani kaktus terbesar di Lembang berbagi cara grafting kaktus yang benar   Tim redaksi Kelananusantara  beberapa waktu yang lalu  mengunjungi Kampung Cicalung Desa Wangunharja  Kecamatan Lembang  Kabupaten Bandung Barat   Lokasi ini berdekatan dengan destinasi wisata yang cukup terkenal     Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
Facebook Twitter Instagram

Bekal Petualanganmu

Iwakmedia Digital Indonesia

Iwakmedia Workshop II
Ruko Jatimurni, Jl Jatimurni No. 2.
Jatipadang, Pasar Minggu.
Kode Pos 12540. (+6221) 780 8020.
Jakarta - Indonesia
Basecamp Kelana Nusantara
Jl. Mentor, Gg Dakota, RT.01/RW.05
Sukaraja, Cicendo.
Kode Pos 40175.
Kota Bandung - Indonesia

Tentang Kelana Nusantara

  • About Us
  • Privacy Policy
  • Term Of Use
  • Disclaimer
  • CONTACT US

Kelana Nusantara © 2020. All Rights Reserved. Powered by iwakmedia.

No Result
View All Result
  • About Us
  • Term Of Use
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Sitemap
  • Kelana
  • Sosok
  • Akomodasi
  • Budaya
  • Kuliner
  • Hipotesa
  • Acara
  • Login

Kelana Nusantara © 2020. All Rights Reserved. Powered by iwakmedia.

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Cookie settingsACCEPT
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary Always Enabled

Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.

Non-necessary

Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.

Add New Playlist