Meski macet, Cicurug hari itu cerah, barangkali. Setelah membuka sepatu, masuk, melempar tas yang kosong dan mengganti seragam putih-abu apek, saya rebahkan tubuh di atas kasur busa tertutup seprai hitam.
Mungkin saya bengong sambil memikirkan nilai matematika yang jeblok. Guru-guru so asik atau persoalan asmara yang lebih sering membuat putus asa. Tanpa pernah tahu bahwa pada waktu yang sama di kota yang sama di bawah langit cerah yang sama, seseorang di kedai kopi sedang cemas menunggu pelanggan pertamanya.
Om Jay, biasa orang-orang memanggilnya, telah hidup 42 tahun ketika kafe yang dibuatnya berusia enam tahunan. Sekitar 2014 -waktu yang sama ketika saya bengong- saat Ia dibantu salah seorang kawan memulai petualangan bisnisnya.
Lahir sambil membayangkan rumah
Rumah adalah kata yang melandasi dan akan terus menemani penikmat kopi di Cicurug jika berkunjung ke tempat ini. Selain rasa nyaman yang pasti dirasakan Odi (orang dieu), para pengunjung yang berasal dari luar kota terutama Bandung, merasa seperti sedang ada di rumah.
Desain serta interior di dalamnya mirip seperti kafe di Bandung, terutama pemandangan yang mengarahkan mata pengunjung pada kehidupan malam hari kota Cicurug dari ketinggian.
Ia menginginkan suasana ngopi seperti rumah namun kafe, seperti di kafe tapi sejatinya adalah rumah. Dari pemikiran itulah, Om Jay mulai menciptakan rumah sekaligus kafe yang kini dapat dinikmati semua pecinta kopi.
Berawal di Sebuah Garasi
Seperti kata Chairil, “nasib memang kesunyian masing-masing”.
Om Jay tidak pernah terbayang ketika dia membawa kopi ke rumahnya, suatu daerah yang saat itu belum terlalu akrab dengan budaya nongkrong apalagi kopi akan mendatangkan pengunjung seramai hari ini.
Garasi rumah yang tidak terpakai, ia sulap. Ketika sore sepulang kerja ia bekerja lagi di garasi tersebut. Ruangan persegi yang luasnya barangkali tidak lebih dari sepuluh jidat Zidane itulah saksi bisu perjalanan harap-harap cemas Om Jay dan kawannya menunggu pengunjung di kedai Jelajah Kopi.
Ngopi berteman buku
Di antara meja-meja kayu, aroma kopi, dan lalu lintas percakapan di udara terdapat beberapa rak yang berisi buku-buku koleksi pribadi Om Jay.
Ngopi berteman buku adalah kolaborasi ciamik. Sementara Kopi yang diracik dengan penuh hitungan dan sebuah buku hebat di tangan adalah anugerah sempurna dan mahahebat selain cinta.
Saya kebetulan sempat mengintip sebentar koleksi yang banyak diisi buku-buku traveling juga fotografi dan beberapa jilid Caping milik GM bertengger di sana.
Jelajah Kopi, sesekali mengenalkan biji kopi dari luar Nusantara
Seperti umumnya kafe-kafe di berbagai kota di Indonesia, Jelajah Kopi menyediakan beragam biji kopi dari berbagai daerah di Nusantara. Namun, ada kalanya mereka mendatangkan biji kopi dari luar.
Andai Sahabat Kelana berkunjung dan kedapatan sedang ada stok biji kopi luar jangan dulu bahagia, malah sebaliknya.
Tujuan Kedai Jelajah mendatangkan kopi dari luar justru sebagai sarana pembanding agar para penikmat kopi bersyukur pada ajaibnya rasa kopi dari berbagai daerah Nusantara, kopi-kopi kita.
Makanan dan minuman yang enak dan unik
Kebetulan saat sedang duduk sambil melihat Midun meracik kopi di depan bar, seseorang berseru memesan nasi gila.
Dari suara yang tertangkap tidak terdengar asing dan ketika tempurung kepalanya saya lihat ternyata dia berupa kawan sekolah yang telah lama tidak jumpa.
Nasi gilanya enak, cobain! ujar kawan saya tadi sambil meyodorkan sendok berisi nasi gila ke mulutnya. Selain itu dia juga memberi jempol untuk roti kukus Jelajah.
Kemudian, menyarankan saya mencoba Kilimanjaro (kopi dingin dengan toping es krim vanilla). Dan mengangkat dua jempolnya untuk Jekopucino (capuccino khas Kedai Jelajah Kopi) yang ia pesan.
Kedai Jelajah Kopi berada di lokasi yang terhindar dari keruwetan. Tepatnya di Jl. Taman Rekreasi Cimelati, Kec. Cicurug, Sukabumi. Sekitar satu kilo dari alun-alun dan tepat berhadapan dengan SDN 2 Cicurug.
Hari ini tempatnya berada di lantai dua dan di atasnya akan dibuat rooftop yang bakalan makin membuat nyaman para pengunjung. Buka dari petang hingga malam, Sahabat Kelana bisa berkunjung ke sana mulai pukul 15.00 – 23.00.
Jika kalian berkunjung, kabari saya, kita berjumpa dan membicarakan hal-hal sepele di sana.
Discussion about this post