Sahabat Kelana, pada 22 Desember 2018, pesisir Banten luluh lantak oleh tsunami yang disebabkan oleh letusan anak Krakatau.
Pengalaman ini saya alami pada tahun 2015, berwisata menelusuri potensi rumput laut di desa Cigorondong. Desa yang berlokasi di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Desa yang terkena dampak ketika bencana tsunami menerjang di tahun 2018.
Kawasan Habitat Badak Jawa
Taman Nasional Ujung Kulon adalah satu-satunya kawasan di Indonesia yang menjadi habitat Badak Jawa.
Badak jawa, saat ini hanya hidup di habitat alaminya yang relatif sempit dengan populasi terbatas, tepatnya di Semenanjung Ujung Kulon. Satwa yang kondisi persebaran seperti ini disebut relich, lebih rentan punah.
IUCN [International Union for Conservation of Nature] menetapkan badak jawa berstatus Kritis [Critically Endangered/CR] atau satu langkah menuju kepunahan di alam liar. Berdasarkan data tahun 2017 Balai Taman Nasional Ujung Kulon, satwa bercula satu ini diperkirakan berjumlah sekitar 67 ekor. (mongabay)
Destinasi Wisata dengan Beragam Tipe Ekosistem
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon memiliki luas 122.956 Ha. Terdiri dari kawasan darat 78.619 Ha dan perairan 44.337 Ha.
Selain berfungsi sebagai kawasan konservasi warisan dunia sejak ditetapkan oleh Komisi Warisan Dunia UNESCO pada 1 Februari 1992. Kawasan ini juga menawarkan destinasi wisata dengan beragam tipe ekosistem.
Beberapa wisata alam di sekitar kawasan ini yang sudah banyak dikunjungi antara lain Pulau Badul, Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, Padang Penggembalaan Cidaon, Padang Penggembalaan Cibunar, Gua Sanghyangsirah, Sumber Air Panas Cibiuk, Habitat Owa Jawa, Curug Cikacang, Pantai Tanjung Lesung, Pulau Umang, Pulau Oar, Pulau Mangir, Pantai Legon, Pantai Daplangu, Pantai Keusik Panjang, Desa Wiisata Cinibung, Desa Wisata Cihangasa dan Desa Wisata Paniis.
Menemui Area Penanaman Rumput Laut
Desa Cigorondong berada di Kecamatan Sumur, Kab. Pandeglang, Banten. Secara teritori desa ini berbatasan langsung dengan bibir pantai selat Sunda. Sahabat Kelana, akan melewati desa ini ketika berkunjung ke Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.
Karakteristik perairan laut desa ini masuk ke dalam kategori laut dalam. Memiliki arus yang tenang dan ombak dengan intensitas yang kecil. Kelebihan lainnya, tingkat kejernihan air laut di sepanjang pesisir desa masih tinggi. Hal ini yang membuat laut di desa Cigorondong punya potensi besar untuk budidaya rumput laut.
Hanya Tersisa Satu Nelayan Pembudidaya Rumput Laut
Pada 2015, ketika berkunjung ke desa ini, kami bertemu dengan Ro’uf. Salah satu Nelayan yang percaya bahwa laut di desanya memiliki potensi untuk bisa menghidupi keluarganya dan masyarakat sekitar.
Bersama Ro’uf kami diajak untuk melihat lokasi budidaya rumput laut miliknya yang berjarak sekitar 20 menit dari bibir pantai desa dengan menaiki perahu ting-ting.
Rumput Laut Jenis Eucheuma Cottonii
Sama dengan jenis rumput laut yang ditanam oleh masyarakat pesisir di wilayah Makassar, Lombok, Sumbawa, Bima dan beberapa daerah di perairan NTT.
Jenis Eucheuma Cottonii yang tumbuh di desa memiliki kualitas (ukuran, warna dan ketebalan) yang sama dengan yang ditanam di kawasan Indonesia Timur.
Foto ini diambil pada tahun 2015, kabar terakhir yang saya dapat, saat ini tidak ada lagi satupun rumput laut yang ditanam di perairan desa Cigorondong.
Berenang di Area Tanam Rumput Laut
Desa ini punya potensi besar menjadi desa wisata edukasi dengan rumput laut sebagai komoditas utamanya. Pengunjung bisa mempelajari segala hal tentang rumput laut langsung dari habitat aslinya.
Kawasan Ujung Kulon bisa dikatakan salah satu perairan laut di pulau Jawa yang memiliki tingkat kebersihan dan kejernihan yang tinggi. Kualitas lautnya tidak kalah wilayah-wilayah perairan di Indonesia Timur.
Akses Jalan yang Cukup Sulit
Permasalahan terbesar untuk destinasi-destinasi wisata yang berada di kawasan kecamatan Sumur adalah akses jalan. Ditambah pasca tsunami beredar kabar kondisi di sepanjang jalan ini semakin parah.
Masih banyak yang harus dibenahi, apalagi jalan ini satu-satu akses masuk menuju kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, habitat hidup terakhir badak Jawa di Indonesia.
Demikian cerita pengalaman kami mengunjungi desa Cigorondong. Buat Sahabat Kelana yang penasaran, siap-siap mendapatkan petualangan tak terlupakan ketika berkunjung ke tempat ini.
Discussion about this post