• ABOUT US
  • PRIVACY POLICY
  • TERM OF USE
  • DISCLAIMER
  • HUBUNGI KAMI
  • SITEMAP
Minggu, 12 Oktober 2025
Kelana Nusantara
No Result
View All Result
  • Login
  • KELANA
  • AKOMODASI
  • SOSOK
  • HIPOTESA
  • BUDAYA
  • KULINER
  • ACARA
Kelana Nusantara
  • KELANA
  • AKOMODASI
  • SOSOK
  • HIPOTESA
  • BUDAYA
  • KULINER
  • ACARA
  • Login
No Result
View All Result
Kelana Nusantara
No Result
View All Result
Fakultas Sastra Himpunan Mahasiswa Atep

Aang Mulyana aka Atep

Perempuan dan Fotografi

Pelabuhan Tanjung Priok dan Kerasnya Hidup (Bag II)

Fakultas Sastra Himpunan Mahasiswa Atep

Nostalgia Bersama Atep: Pesta, Dansa dan Mahasiswa

Idham Nur Indrajaya by Idham Nur Indrajaya
19 April, 2020
in Sosok, ZZ Slider Utama
447 23
0
Share on Facebook

Baca jugaArtikel :

Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!

Pesona Alam nan Magis Danau Kelimutu

Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah

Indahnya Honey Moon Penuh Petualangan di Santorini Beach Resort, Gili Trawangan

Sahabat di Pagi Buta

Arsip Masa Lalu

Fajar masih mengintip malu-malu di balik gulita dini hari. Dari beberapa titik di komplek Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Padjadjaran, terdengar suara batang lidi yang beradua dengan pasir dan  dedaunan di atas tanah.

Suasana sekitar masih sangat sepi, hanya diisi oleh beberapa mahasiswa yang datang terlalu awal untuk mengejar kelas pagi. Sementara yang lainnya, masih asik memejamkan mata dibelai mimpi.

Di waktu sesunyi ini, ada seorang sahabat yang selalu sudah hadir mendahului yang lain. Menemani berbagi cerita, bertukar suara menyeruput kopi di pagi yang dingin.

Anak-anak mengenalnya dengan nama Atep. Kami tidak perlu menyisi sebutan “Pak” atau “Mang” di depan namanya. Ini bukan berarti tidak menghormatinya, kisah di bawah ini akan memutar ulang waktu masa-masa indah kami bersamanya.

Legenda di Sastra

Legenda di Sastra

Aang Mulyana tidak banyak yang tahu nama ini, salah satu sosok yang mengabdi kepada Fakultas Sastra Unpad sejak 30 tahun yang lalu.

Fakultas Sastra, nama yang masih terus melekat meski pada 21 Februari 2011, berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad.

Atep sendiri lebih senang menyebutnya dengan nama Sastra karena sudah mengakar pada dirinya sejak komplek fakultas ini masih berlokasi di Dipati Ukur, Bandung.

Pertama kali menginjak kampus Universitas Padjajaran, usianya masih 17 tahun. Sebelumnya, ia biasa mengisi kegiatan di Jalan Suniaraja. Hingga takdir membawanya diajak oleh seorang mahasiswa untuk berdagang di kampus Unpad yang terletak Dipati Ukur.

Atep mencoba keberuntungannya dan syukurlah, ia bisa betah berada di lingkungan mahasiswa, hingga saat ini. Karena jika tidak, jaringan sosial antarmahasiswa di Fakultas Sastra tidak akan terasa istimewa.

Hal ini disoroti juga olehnya. Atep menilai bahwa mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas Sastra memiliki perbedaan kultur yang cukup menonjol di antara fakultas-fakultas lainnya.

Menurut pandangannya, mahasiswa-mahasiswi Sastra memiliki aspek kekeluargaan yang tidak pandang bulu. Perbedaan kemampuan ekonomi tidak jadi penghalang di antara para mahasiswa untuk bergandengan dalam satu lingkaran.

Itulah satu di antara sekian alasan yang membuatnya ikut memindahkan lokasi dagangnya ke Jatinangor saat Fakultas Sastra dipindahkan ke sana.

Ia sudah merasa nyaman berada di lingkungan mahasiswa sastra, dan para mahasiswa tidak hanya melihatnya sebagai pedagang, tapi sebagai seorang sahabat. Ditambah lagi, Atep sendiri memang sempat mengambil studi D3 di fakultas ini.

Himatep (Himpunan Mahasiswa Atep)

Himatep (c) Barudak

Anak Sastra tidak merasa canggung sama sekali berbaur dengan Atep. Sebagian merasa, berkenalan dengan menyebutkan nama sambil menjabat tangan seringkali menghasilkan awal yang canggung. Namun, hal ini tidak berlaku bagi mahasiswa-mahasiswa ketika berkenalan dengannya.

Tanpa perlu mengenalkan diri, jika mahasiswanya sendiri sempat beberapa kali membeli jajanan di Atep, atau terhitung sebagai mahasiswa yang cukup aktif di kampus. Biasanya Atep akan tahu lebih dulu tanpa harus berkenalan dan langsung menyapa dengan menyebutkan nama.

Bagi orang-orang yang agak sulit berinteraksi dengan orang baru, hal ini akan terasa istimewa sehingga semua mahasiswa sebenarnya bisa langsung “cair” dengannya karena pembawaan yang supel dan santai.

Kemauan Atep untuk akrab dengan para mahasiswa senada dengan pepatah yang berbunyi, “tak kenal maka tak sayang”, wajar jika mahasiswa yang dekat dengan dirinya merasakan kedekatan khusus, sampai-sampai ada perkumpulan yang dikenal dengan nama Himpunan Mahasiswa Atep (Himatep).

Himatep adalah perkumpulan tidak resmi yang terkesan lebih mampu mengeratkan ikatan satu sama lain dibanding himpunan-himpunan lain yang resmi.

Pasalnya, berkegiatan di sini bukanlah tuntutan, melainkan lebih pantas disebut sebagai panggilan hati. Saking ikoniknya, tempat berkumpul para mahasiswa Himatep adalah salah satu lokasi yang diperkenalkan oleh kakak-kakak pembimbing saat mahasiswa baru sedang menjalani kegiatan orientasi kampus.

Semua mahasiswa dari setiap jurusan diterima dengan tangan terbuka. Hanya perlu datang dan ikut nongkrong, setiap mahasiswa bisa mengklaim dirinya bagian dari Himatep.

Meskipun Atep adalah sosok yang luwes, dan dapat menempatkan dirinya setara dengan para mahasiswa tanpa tersekat oleh usia, bukan berarti Atep bisa membiarkan perilaku yang dianggapnya tidak beretika.

Atep sangat tidak suka melihat mahasiswa yang bermalas-malasan. Dia bahkan tidak segan memarahi mahasiswa yang tidak menjalani studi sebagaimana mestinya, walaupun mahasiswa itu adalah langganan dan sudah sangat akrab dengannya.

Selain itu, Atep juga tidak segan mencoret nama mahasiswa dari Himatep yang melakukan tindakan yang merugikan sesama, misalnya mencuri.

Kopi Hitam dan Masa-masa Pahit di Fakultas Sastra

Aktivitas Atep di Fakultas Sastra tidak selalu berjalan mulus. Ia pernah diusir oleh Pembantu Dekan Fakultas ini.

Tapi, berhubung ia adalah sosok yang menduduki posisi khusus di hati para mahasiswa, akhirnya setingkat Pembantu Dekan pun tidak bisa berkutik lagi saat banyak mahasiswa menyuarakan penolakan atas pengusiran tersebut.

Pada tahun 2013, para mahasiswa  Himatep sempat berdemo saat ada kebijakan kampus yang mewajibkan Atep untuk memindahkan dagangannya ke tempat yang agak jauh dari pusat keramaian kampus.

Sayangnya, upaya itu tidak berhasil menggoyahkan kebijakan yang sudah terlanjur dikeluarkan. Namun, Atep dan teman-teman mahasiswa saat itu masih bisa cukup bersyukur karena setidaknya masih bisa menjajakan dagangannya di Fakultas Sastra.

Walaupun Atep adalah sosok yang sangat akrab dengan para mahasiswa, ia pun pernah beberapa kali menerima perlakuan yang tidak mengenakkan. Sebagai pedagang, Atep selalu memberi keleluasaan bagi pembelinya untuk berhutang.

Mahasiswa bahkan bisa berhutang sampai ratusan ribu karena Atep sudah paham betul dengan kondisi orang-orang yang dekat dengannya.

Ironisnya, ada saja mahasiswa yang entah kenapa, saat tidak memiliki uang alias bokek, dia berutang ke Atep untuk membeli rokok, kopi, dsb.

Ketika ada uang, mahasiswa yang berutang itu malah beli di pedagang yang lain. Perilaku semacam itu diterima Atep sebagai salah satu bentuk pengalaman yang tidak akan mudah dilupakan.

Mahasiswa dan Pesta

30 Tahun Aang Mulyana di Sastra (c) Barudak

Sebagai orang yang sudah dianggap keluarga oleh lingkar mahasiswa sastra, keterlibatan Atep dalam geliat aktivitas mahasiswa jadi keniscayaan.

Tanpa adanya perkumpulan Himatep, bisa saja tidak akan ada Senja di Sastra. Komunitas mahasiswa yang berfokus kepada kegiatan-kegiatan inovatif seperti Hari Ayam Sedunia, Hari Sulap Sedunia, Hari-hari Satwa, dsb.

Jika tidak ada Atep, bisa saja acara dangdutan di kampus tidak akan seheboh biasanya.  Bahkan, acara-acara pesta di kampus selalu menyertakan nama warung Himatep sebagai sponsor.

Mengenai nama Himatep yang kerap mensponsori acara, hal ini bukan sebatas gurauan. Pasalnya, Atep adalah sosok yang dianggap mumpuni untuk diajak berdiskusi soal pengadaan acara-acara di kampus.

Selain foto-foto ikoniknya seringkali hadir sebagai materi utama publikasi acara kampus, ia adalah saksi hidup aktifnya jejaring sosial.

Terjalin oleh acara-acara pesta yang diselenggarakan dari tahun ke tahun. Ia juga menyaksikan minat-minat dan kreativitas para mahasiswa yang selalu berfluktuasi dari generasi ke generasi.

Selain jadi pribadi yang asik diajak berdiskusi soal upaya untuk memeriahkan Fakultas Sastra.

Keberadaan Atep adalah alasan untuk penyelenggaraan suatu acara yang kerap menyisakan pengalaman tak terlupakan di benak mahasiswa yang menghadirinya.

Tahun kemarin saja, Fakultas Sastra Unpad dimeriahkan oleh acara “30 Tahun Atep di Sastra” yang turut dihadiri pula oleh alumni-alumni yang sudah tinggal di luar kota.

Di acara-acara itulah pertemuan-pertemuan terjadi. Orang-orang bercengkerama, tertawa, dan melepas penat dari pelbagai tanggung jawab yang mengikat.

Intinya, keberadaan Atep di Fakultas Sastra dianggap sebagai cawan yang membuat kampus sastra tidak sepi dan mempererat kekeluargaan mahasiswa.

Atep dan Harapannya untuk Mahasiswa Sastra

Atep sangat senang melihat mahasiswa yang mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan positif. Lulus tidak tepat waktu sebenarnya bukan masalah yang terlalu dipusingkan oleh Atep. Baginya, yang lebih penting adalah kepedulian sosial yang tinggi terhadap lingkungan sekitar.

Sebaliknya, ia tidak senang melihat mahasiswa yang kuliahnya malas-malasan, bersikap apatis, masa bodoh, dan susah dinasehati.

Mirisnya, menurut pandangan Atep, sikap apatis dan masa bodoh itu rupanya cukup lumrah di kalangan mahasiswa sekarang.

Atep bisa memaklumi karena pihak kampus menuntut para mahasiswanya untuk cepat-cepat lulus demi mengejar akreditasi.

Meski Atep sendiri merasakan adanya semangat aktivitas yang menurun, tapi ia tidak berhenti berharap kepada mahasiswa-mahasiswa Fakultas Sastra. “Rumah” baginya sejak lama.

Sempat beberapa kali berniat untuk meninggalkan Fakultas Sastra dan mengisi sebagian besar waktu di tempat tinggalnya. Tapi pada akhirnya, ia selalu kembali ke lingkungan yang sudah terlanjur dicintainya.

Ia sangat berharap mahasiswa bisa terus menempa diri melalui pelbagai aktivitas informal karena Atep menyaksikan sendiri, mahasiswa yang sudah menyelesaikan studinya di sastra mampu mengembangkan sayapnya lebih lebar berkat kemampuan yang diasah melalui aktivitas di luar kelas.

Harapan itu lahir dari kepedulian Atep terhadap mahasiswa-mahasiswa yang sudah dianggap sebagai keluarga. Keluarga yang menganggap dirinya sebagai teman untuk bercengkerama, bercerita, dan berpesta.

Tags: 30 Tahun Atep di SastraAtep SastraJatinangor
Share368Tweet161Pin58SendShareSend
Previous Post

Perempuan dan Fotografi

Next Post

Pelabuhan Tanjung Priok dan Kerasnya Hidup (Bag II)

Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Related Posts

Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!
Acara

Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!

2 Maret, 2025
71
Kelana

Pesona Alam nan Magis Danau Kelimutu

24 Oktober, 2024
91
Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah
Sosok

Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah

13 Maret, 2024
220
Indahnya Honey Moon Penuh Petualangan di Santorini Beach Resort, Gili Trawangan
Akomodasi

Indahnya Honey Moon Penuh Petualangan di Santorini Beach Resort, Gili Trawangan

3 Februari, 2022
318
Oriental Eksotik, Rub of Rub Mengajak Pendengar Menengok Masa Lalu
Budaya

Oriental Eksotik, Rub of Rub Mengajak Pendengar Menengok Masa Lalu

1 Februari, 2022
914
Backpackeran dari Jakarta – Nusa Penida Budget Rp2 Jutaan
Kelana

Backpackeran dari Jakarta – Nusa Penida Budget Rp2 Jutaan

10 Desember, 2021
340

Discussion about this post

Artikel Terpopuler

Mahabhusana Wilwatiktapura, Pakaian Kerajaan Majapahit

Mahabhusana Wilwatiktapura, Pakaian Kerajaan Majapahit

26 Februari, 2020
14.7k
Mengapa Orang Sunda Malas?

Mengapa Orang Sunda Malas?

15 Mei, 2020
10.4k
Klenteng Hwie Wie Kiong dan Klenteng See Hoo Kiong di Pecinan Semarang

Klenteng Hwie Wie Kiong dan Klenteng See Hoo Kiong di Pecinan Semarang

13 September, 2020
4.8k
OSVIA Madiun, Sejarah Sekolah Calon PNS Masa Kolonial

OSVIA Madiun, Sejarah Sekolah Calon PNS Masa Kolonial

14 September, 2020
2k
Sanggama dan Pesantren: Penyatuan Nafsu dan Rahasia Ilahi (Bagian I)

Sanggama dan Pesantren: Penyatuan Nafsu dan Rahasia Ilahi (Bagian I)

14 September, 2020
1.9k
Tizi Restaurant, Sajikan Makanan Khas Jerman di Bandung

Tizi Restaurant, Sajikan Makanan Khas Jerman di Bandung

5 Agustus, 2020
2.6k

Rekomendasi Kelana

7 Cara Promosikan Acara agar Ramai Peminat, Panduan untuk EO

7 Cara Promosikan Acara agar Ramai Peminat, Panduan untuk EO

2 Mei, 2025
112
Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!

Coconuttreez Kembali dengan Energi Baru, Apong Siap Menggebrak Panggung!

2 Maret, 2025
71

Pesona Alam nan Magis Danau Kelimutu

24 Oktober, 2024
91
Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah

Urban Farming Sansevieria Omset Hingga 50 juta, Terapkan Green Jobs dari Rumah

13 Maret, 2024
220
Pahawang Culture Festival 2022, Kesadaran yang Lahir dari Nenek Moyang

Pahawang Culture Festival 2022, Kesadaran yang Lahir dari Nenek Moyang

16 Oktober, 2023
140
Prahara Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan

Prahara Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan

21 September, 2023
102

Yuk Ikuti Kelana Nusantara!

  • Setiap jejak yang kita ingat  mengandung mineral-mineral lautan yang kita kecap    sumbawa  sumbawaisland  rumputlaut  kelananusantara
  • Saat ini kita buka program magang untuk siapa saja  sebab Kelana Nusantara kini hadir dengan wajah baru  Saat ini kita membutuhkan ide dan pemikiran kalian untuk dituangkan disini  khususnya di bidang media digital   Join with us   untuk form sudah tertera di bio  Selamat berpetualang
  • Penayangan perdana Demon Slayer  Entertainment District Arc menuai protes dari fans dengan Tengen Uzui salah satu protaganisnya disebut melakukan poligami   Demon Slayer  Entertainment District Arc memperkenalkan Tengen Uzui  seorang Hashira  mentor selanjutnya Tanjiro Kamado  mantan ninja yang memiliki 3 istri   Tengen Uzui hadir dengan segala pesona  mengakui dirinya pribadi yang selama hidupnya  Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Nusa Penida kerap menjadi destinasi untuk dikunjungi wisatawan yang memiki hobi diving   Sahabat Kelana yang penasaran dengan eksotika keindahan bawah laut Nusa Penida tentu harus menyiapkan budget khusus    Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Kehadiran moda transportasi darat  dalam hal ini kereta api trem uap di Demak tidak lepas dari meningkatnya arus perdagangan antara Eropa dan Hindia-Belanda   Terutama setelah pembukaan Terusan Suez pada 1869   Investasi asing kemudian  Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Sebenarnya uang yang dihabiskan dunia untuk persenjataan militer dan perang dalam satu minggu cukup untuk memberi  makanan  seluruh manusia di bumi dalam setahun   Fakta yang mencengangkan  memang  sementara perang terus dilangsungkan tanpa jelas ujungnya  di pelosok dunia  miliunan manusia meringkih bertahan hidup dalam kelaparan   Tapi  bisakah makanan menjadi penopang basis perubahan   Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Sahabat Kelana  perlu diketahui sebelum mengulas 5 rekomendasi villa bambu terbaik untuk Honeymoon asik di Bali   Pemerintah saat ini memberlakukan pembatasan perjalanan bagi wisatawan asing  sebagai reaksi munculnya varian Covid-19 B 1 1 529  Omicron   Hongkong dan beberapa negara Afrika      Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Anantha Wijayanto salah satu pegiat kaktus asal Bali berbagi tips bikin Green House kaktus rumahan dengan budget Rp500 ribu   Idealnya  setiap tanaman khususnya kaktus disarankan memiliki naungan  untuk menjaga stabilitas suhu dan kelembapan udara   Meski kaktus memiliki habitat asli di gurun  namun  ada pertimbangan tanaman ini umumnya  Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
  • Mang Eden salah satu petani kaktus terbesar di Lembang berbagi cara grafting kaktus yang benar   Tim redaksi Kelananusantara  beberapa waktu yang lalu  mengunjungi Kampung Cicalung Desa Wangunharja  Kecamatan Lembang  Kabupaten Bandung Barat   Lokasi ini berdekatan dengan destinasi wisata yang cukup terkenal     Selengkapnya di www kelananusantara com Atau klik tautan di bio
Facebook Twitter Instagram

Bekal Petualanganmu

Iwakmedia Digital Indonesia

Iwakmedia Workshop II
Ruko Jatimurni, Jl Jatimurni No. 2.
Jatipadang, Pasar Minggu.
Kode Pos 12540. (+6221) 780 8020.
Jakarta - Indonesia
Basecamp Kelana Nusantara
Jl. Mentor, Gg Dakota, RT.01/RW.05
Sukaraja, Cicendo.
Kode Pos 40175.
Kota Bandung - Indonesia

Tentang Kelana Nusantara

  • About Us
  • Privacy Policy
  • Term Of Use
  • Disclaimer
  • CONTACT US

Kelana Nusantara © 2020. All Rights Reserved. Powered by iwakmedia.

No Result
View All Result
  • About Us
  • Term Of Use
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Sitemap
  • Kelana
  • Sosok
  • Akomodasi
  • Budaya
  • Kuliner
  • Hipotesa
  • Acara
  • Login

Kelana Nusantara © 2020. All Rights Reserved. Powered by iwakmedia.

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Cookie settingsACCEPT
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary Always Enabled

Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.

Non-necessary

Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.

Add New Playlist