Beberapa tahun terakhir ini, wacana kerusakan lingkungan jadi perbincangan yang cukup “seksi”. Ditambah, setelah Greta Thunberg, aktivis muda pemerhati lingkungan dari Swedia memarahi para pemimpin dunia di pertemuan PBB dengan ucapan “How dare you“-nya viral di seluruh dunia.
Jangankan Thunberg, situs Pornhub saja turut menyatakan simpatinya kepada kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik. Situs ini membuat video khusus berlatar pantai yang dipenuhi dengan sampah plastik.
Berbeda dengan yang lain, Elon Musk bahkan sampai terpikir untuk pergi ke Mars. Ia menganggap bumi sedang mendekati masa-masa kehancuran karena ekosistem yang sudah terlanjur mengalami kerusakan di mana-mana.
Faktor Penyebab Perubahan Iklim
Pelbagai jurnal ilmiah mencatat, salah satu faktor penyebab perubahan iklim yang beririsan dengan pemanasan global akibat dari masifnya jumlah limbah ternak .
Populasi manusia yang kian meningkat pun berdampak kepada kebutuhan pangan yang semakin tinggi. Pada gilirannya, industri ternak terus bertumbuh seiring kebutuhan yang terus melambung tersebut.
Solusi atas permasalahan lingkungan terus digelontorkan oleh pelbagai pihak. Mulai dari lembaga-lembaga NGO yang bersangkutan, pemerintahan, kelompok aktivis lingkungan.
Bahkan sampai Thanos pun ikut-ikutan ingin menjentikkan jarinya supaya populasi dipangkas jumlahnya. Bisa jadi juga virus Corona adalah bagian dari keikutsertaan alam dalam menyeimbangkan ekosistemnya.
Berdasarkan data Worldmeters, sampai 5 Juni 2020, jumlah total kasus positif corona di seluruh dunia telah menyentuh angka 6.777.777 pasien, dengan 395.680 korban meninggal dunia.
Vegan Sebagai Alternatif Gaya Hidup
Bagi para penganut vegan, salah satu solusi ampuh untuk persoalan perubahan iklim adalah dengan menganut perubahan gaya hidup.
Mereka memutuskan untuk tidak mengkonsumsi produk-produk hewani yang berafiliasi dengan limbah ternak. Pasalnya, dengan menurunnya kebutuhan produk-produk hewani seperti daging sapi, susu, telur, dsb, maka dapat meminimalisasi limbah ternak.
Selain bisa menyumbang dampak positif terhadap lingkungan, para penganut vegan pun percaya bahwa gaya hidupnya dapat mengurangi resiko penyakit seperti serangan jantung, kanker, hipertensi, dsb.
Restoran Vegan yang Ramah untuk Semua Kalangan
Di Bandung, tepatnya di daerah Pasir Kaliki, kalau Sahabat Kelana menyusuri Jalan Pajajaran, penglihatan akan terpancing oleh tulisan berukuran besar bertuliskan Kehidupan berwarna merah menyala.
Jika memerhatikan lebih teliti, kamu akan melihat kelengkapan tulisannya yang bertuliskan Kehidupan tidak pernah berakhir. Kalau belum mengenal tempat itu, mungkin kamu akan bertanya-tanya: “Tempat apa sih, ini?”
Bahkan, ada juga orang-orang yang pada awalnya menyangka bahwa tempat itu adalah apotek atau perpustakaan jika melihat papan nama tempat dan halaman depannya secara sekilas.
Kehidupan tidak pernah berakhir adalah restoran. Ya, namanya memangnya cukup unik untuk sebuah tempat makan. Ciri utama yang menjadikan restoran ini identik di antara jajaran restoran di Bandung lainnya adalah menyajikan menu hidangan-hidangan khusus vegan.
Mengkampanyekan Pola Hidup Sehat dan Mengurangi Pemansan Global
Kehidupan Tidak Pernah Berakhir didirikan oleh Pak Andreas bersama kawan-kawan sejawatnya. Nama restoran ini mengandung pesan tersirat untuk mengingatkan kepada publik bahwa setelah meninggal dunia, setiap orang akan melanjutkan kehidupan di dimensi abadi yang tak lekang oleh waktu.
Para pendiri pun memang sengaja mendirikan restoran bertema vegan ini untuk mengampanyekan pola hidup sehat dan memerangi pemanasan global.
Menyediakan Makanan Olahan Berbahan Nabati
Restoran yang terletak di Jalan Pajajaran no. 63, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo ini tidak hanya akrab bagi para penganut gaya hidup vegan saja. Selain pangan berupa sayur-sayuran, restoran ini juga menyediakan sajian-sajian seperti rendang, sate, bakso, sosis, dll.
Namun, jangan salah, semua hidangan ini sebenarnya adalah daging-daging artifisial yang menggunakan bahan-bahan nabati sebagai dasarnya.
Misalnya, untuk daging-dagingan seperti sate dan bakso, bahan-bahannya menggunakan jamur dan sari kedelai yang dibubuhi dengan tepung berprotein tinggi.
Kampanye Visual Kehidupan Tidak Pernah Berakhir
Di beberapa sudut restoran Sahabat Kelana akan mendapati poster dan layar-layar televisi yang menampilkan testimoni dan edukasi mengenai keuntungan-keuntungan dari gaya hidup vegan.
Sekilas cukup mengagetkan dan menganehkan, Sahabat Kelana yang baru pertama kali berkunjung bisa saja beranggapan lain mengenai restoran ini.
Tapi tidak perlu khawatir karena tidak akan ada orang yang tiba-tiba mendatangi kamu saat makan dan berceramah soal manfaat gaya hidup vegan.
Harga yang Terjangkau dan Ramah Anak
Mengenai harga, Sahabat Kelana dapat menikmati hidangan di restoran ini dengan nominal dimulai dari Rp 6.000-an perlauknya.
Restoran ini juga menyediakan paket nasi dengan 4 varian sayur yang sudah bisa dijajal mulai dari harga sekitar Rp 13.000-an saja. Selain prasmanan, pengunjung bisa memilih menu ala carte seperti spageti, nasi goreng, nasi soto, timbel, dsb.
Harga minumannya pun cukup terjangkau, bahkan pengunjung bisa memilih air mineral yang disajikan secara free flow.
Berhubung mengampanyekan pola makan yang sehat, restoran ini telah menjamin bahwa semua hidangannya bebas dari zat seperti vetsin atau MSG. Sehingga restoran ini cocok untuk dikunjungi semua kalangan usia.
Anak-anak pun bisa diajak ke sini untuk membiasakan pola makan sehat sejak dini. Tapi tidak sekarang ya, karena demi mengurangi penyebaran virus corona dan mendukung keputusan pemerintah. Restoran Kehidupan per tanggal 25 Maret hanya melayani pemesanan secara daring.
Discussion about this post